-->

Pakaian Adat Sumatra Barat”Limpeh Ruah Nan Gadang”

 Ciri-ciri Pakaian Adat Sumatra Barat”Limpeh Ruah Nan Gadang” 
image by https://www.slideshare.net

Media Pendidikan-Limpapeh Rumah Nan Gadang Adalah pakaian adat suku Minang Kabau Dari Daerah Sumatra Barat, dan pakaian adat ini sering di gunakan pada acar-acara tertentu saja.

Dalam bahasa Minang, kata Limpeh memiliki arti tiang penyangga pada sebuah bangunan, apabila tiang ini mengalami rapuh atau rusak, maka akan runtuhlah semua bangunan tersebut.

Kata Limpeh ini memiliki makna peran seorang Ibu atau perempuan bagi keluarga dan kerabat nya, dan kaum adat Minang Kabau memosisikan seorang ibu atau perempuan adalah sebagai tiang utama dalam menjaga keutuhan nilai-nilai adat istiadat, hal ini tercermin pada pakaian adat wanita Minang Kabau.

I.                   Ciri-ciri umum pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang untuk Pria Minang Kabau.

Pakaian dari Sumatera Barat yang di pakai oleh kaum pria di sebu dengan nama  pakaian penghulu.
Pakaian Penghulu di pakai oleh kalangan tertentu saja, kelengkapan pada pakaian penghulu adalah deta, baju hitam, sarawa, cawek, sandang, sesamping, keris, dan tungkek.

Berikut ini dalah penjelasan dari masing-masing bagian pada Pakaian Penghulu :

1.     Deta atau Penutup Kepala :

Deta adalah bagian  penutup kepala terbuat dari lilitan kain hitam dan memiliki banyak kerutan,  dan kerutan itu memiliki lambang, bahwa seorang tetua setiap kali menyelesai kan permasalahan haruslah mengerutkan dahinya, dalam artian setiap pemecahan masalah haruslah mempertimbangkan segala dampak baik atau buruk dari permasalahan tersebut. Jenis-jenis Deta di kenakan sesuai dengan jabatan yang di milikinya, Misalnya, Deta Raja hanya boleh di pakai oleh Raja saja, Deta Saluak Batimbo hanya dipakai para penghulu atau kepala desa, jenis Deta yang lain diantaranya adalah, deta cilieng manurun. deta ameh, dan deta gadang.

2.     Baju :
Secara umum Baju Penghulu memiliki ciri-ciri berwarna hitam,  warna hitam memiliki makna bahwa seorang  penghulu atau tetua harus bisa meredam segala bentuk pujian, warna hitam tidak akan berubah walaupun di dominasi oleh warna-warna lain.

3.     Sarawa atau Celana :
Sarawa merupakan celana  dengan warna dasar hitam yang di kenakan oleh para penghulu yang juga memiliki warna hitam, Sarawa  di desain dengan ukuran besar di bagian betis yang memiliki arti, bahwa seorang kepala adat harus berjiwa besar dalam menjalankan tugas.

4.     Sasampiang  atau Selendang  :
Kain Sasampiang dengan warna merah serta dihiasi dengan benang warna-warni dan dipakaikan di bagian bahu.
Sasampiang dengan warna merah melambangkan keberanian, sedangkan hiasan benang melambangkan ilmu dan kearifan.

5.     Cawek Atau Ikat Pinggang :
Cawek di buat dengan bahan kain sutra, dan kegunaannya adalah untuk mengencangkan celana yang longgar, kain cawek atau ikat pinggang yang di kenakan oleh tetua adat atau penghulu ini memiliki makna  bahwa seorang penghulu harus memiliki jiwa cakap dan lemah lembut, serta sanggup menyatukan atau menjalin persaudaraan kepada masyarakatnya.

6.     Sandang :
Sandang atau selendang adalah kain merah yang cara mengenakannya dengan cara diikatkan pada bagian pinggang adalah sebagai pelengkap pada pakaian adat Minang Kabau.

Sandang memiliki warna merah dengan berbentuk persegi empat Sandang melambangkan bahwa seorang penghulu haruslah tunduk dan taat kepada hukum adat yang berlaku di daerahnya.

7.     Senjata Keris dan Tongkat :
Keris dikenakan dengan cara diselipkan dibagian pinggang pemakainya, dan  tongkat dipakai untuk menunjuk arah atau jalan, perlengkapan tersebut memiliki makna  bahwa kepemimpinan yang di emban adalah mengandung amanah serta juga tanggung jawab besar di dalamnya.
 
II.               Ciri-ciri umum pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang untuk Kaum Wanita Minang Kabau.

Di tiap-tiap daerah bahan, ornament serta motif pakaian adat Limpapeh Rumah nan Gadang cenderung memiliki beberapa kesamaan yang terletak pada bagian-bagiannya, namun trdapat pula perbedaan, dan perbedaan itu  terletak pada bahan pakaian, corak, ornament, dan motif hiasan, adapun persamaan nya ada pada bagian tingkuluak, minsie, baju batabue, lambak atau sarung, salempang, gelang ,kalung dan ornamrnt lainnya.

1.     Tingkuluak atau Penutup Kepala :
Tingkuluak adalah tutup kepala bagi kaum wanita, Tingkuluak ini mirip dengan atap Rumah Gadang, di mana bentuk atap rumah gadang menyerupai bentuk kepala dan tanduk kerbau, Tingkuluak dapat di pakai sehari-hari ataupun acara-acara tertentu.

2.     Baju Batabue :

Baju batabue merupakan baju kurung, yang didesain memiliki ornament taburan perak dan emas, hiasan atau pernak-pernik pada Baju batabue di sulam menggunakan benang warna emas dengan corak motif sulaman yang beraneka ragam. Baju Batabue bermakna bahwa di Sumatra Barat memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah.yang dihiasi dengan taburan pernak-pernik benang emas, pakaian adat ini biasanya memiliki warna biru, hitam, merah, dan lembayung, di tepi lengan dan leher atau sering disebut minsie, Minsie adalah simbol bahwa seorang wanita Minang Kabau harus taat pada batas aturan adat.

3.     Lambak (sarung):
Lambak adalah merupakan pelengkap bagian bawah pada pakaian adat Bundo Kanduang, Lambak atau sarung ini adalah jenis kain songket, Lambak pada umumnya di pakai dengan di ikatkan pada bagian pinggang dan menutupi bagian bawah tubuh kaum wanita penempatan belahan Lambak ini di susun tergantung dari adat masing masing darah, pemakaiannya dapat disusun di bagian depan, samping kiri, samping kanan,  ataupun di bagian belakang.

4.     Salempang
Salempang  atau selendang  terbuat dari kain songket,  pada umumnya Salempang  di pakai pada bagian pundak wanita. Salempang memiliki arti bahwa seorang wanita harus memiliki sifat kasih sayang terhadap anak cucu, dan harus memiliki kewaspadaan dalam setiap kondisi ataupun keadaan.

5.     Perhiasan
Hal ini serupa dengan pakaian adat di daerah-daerah lain, dimana setiap pakaian adat wanita selalu di lengkapi dengan berbagi perhiasan, pernak pernik serta aksesoris, Perhiasan tersebut bisa berupa gelang, kalung, anting cincin dan lain-lain.
Pada bagian dukuah atau kalung terdapat bermacam-macam motif, diantaranya adalah kalung perada, cekik leher, manik pualam, dukuh panyiaram, daraham, serta kaban.

Dukuah melambangkan seorang wanita mengerjakan sesuatu dengan azas kebenaran, sedangkan untuk motif gelangnya adalah;
galang ula, galang rago-rago, kunci maiek, galang basa, serta  galang bapahek. Gelang memiliki filosofi bahwa dalam melakukan sesuatu seorang wanita harus taat terhadap batasan-batasan tertentu.
Demikian Semoga Bermanfaat, dan salam Media Pendidikan.

AdSense
Tags:
Related Posts
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar