Penjelasan dan Contoh Fragmen
Thursday, August 30, 2018
Fragmen merupakan cuplikan atau petikan sebuah cerita, lakon yang dipentaskan, baik di atas panggung maupun di depan kelas. Fragmen sering juga disebut sebuah pementasan teater dengan durasi yang singkat. Pementasannya hanya beberapa adegan inti dengan jalan cerita sederhana. Fragmen dapat dijadikan sebagai pentas sederhana pada sebuah pertunjukan teater. Pertunjukan teater biasanya menggunakan naskah drama yang cukup panjang dengan banyak babak, maupun adegan. Nah, sebelum memainkan naskah teater yang panjang dan cukup rumit, sebagai latihan permulaan dapat memainkan cuplikan adegan yang diambil dari sebuah naskah teater yang sudah ada ataupun membuat naskah sendiri. Begitupun pementasannya tidak perlu di atas panggung teater yang biasa dipakai oleh grup-grup teater. Cukup pentaskan fragmen kalian di depan kelas.
Apa itu seni teater? Mari kita telusuri pengertian teater. Teater berasal dari kata Theatron (Yunani) yang artinya tempat pertunjukan, ada yang mengartikan gedung pertunjukan, ada juga yang mengartikan panggung (stage). Dalam arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan di depan orang banyak.
Sedangkan arti sempit teater adalah kisah hidup manusia yang ditampilkan di atas pentas, disaksikan oleh penonton. Media ungkap yang digunakan yaitu percakapan, gerak, dan laku (akting) dengan atau tanpa dekorasi, didasarkan pada konsep, naskah yang lengkap dengan diiringi ilustrasi musik, nyanyian maupun gerakan.
Penampilan fragmen yang harus didukung oleh kemampuan dalam berakting.
Dalam seni teater di kenal dengan beberapa teknik dasar akting seperti yang akan dibahas berikut ini.
Teknik Dasar Akting Teater
Istilah akting, pasti sudah tidak asing. Orang sering dikatakan berakting kalau
melakukan tingkah laku yang berbeda dari biasanya, atau bertingkah laku menirukan tingkah laku orang lain. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan akting? Akting adalah perwujudan peran sesuai dengan karakter yang diinginkan oleh naskah dan sutradara baik secara fisik maupun psikis. Peran yang dimainkan oleh aktor sebutan populer bagi pemeran teater, harus sesuai tuntutan tokoh bila berlebihan bisa mengakibatkan overacting, atau aktingnya berlebihan. Juga jangan sampai under acting, kekuatan aktingnya kurang.
Dari mana modal akting tersebut? Modal akting adalah pengalaman hidup sehari-hari, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain yang ditampilkan kembali di depan penonton. Untuk menampilkan akting
yang baik diperlukan latihan yang tekun dan disiplin. Latihan itu meliputi
olah tubuh, olah vokal, dan olah rasa.
1. Olah Tubuh
Tubuh merupakan elemen dasar dalam bermain teater. Tubuh menjadi
pusat perhatian penonton saat seorang aktor teater di atas panggung. Tubuh
merupakan bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Tubuh melalui gestur mencerminkan karakter atau watak tokoh yang sedang diperankan. Fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pemain teater. Latihan olah tubuh diarahkan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting yang baik.
Hal utama yang harus dilakukan pada latihan olah tubuh adalah melakukan latihan dalam kondisi bugar, segar, dan menyenangkan. Buat semua latihan
seperti permainan yang dilakukan dengan gembira.
Mulai dengan meregangkan seluruh persendian dan otot tubuh. Mulai dari bagian
kepala sampai bagian kaki. Atau bisa dibalik dari kaki sampai kepala.
a. Bagian Kepala
Contoh latihan pada bagian kepala berdasarkan petunjuk berikut ini.
Lakukanlah gerakan
kepala ke kiri-ke kanan
secara teratur, setelah itu
berputar penuh kemudian
berganti arah sebaliknya.
Lakukan secara berulang
sampai dirasakan cukup.
Efek yang akan terasa
ringan otot bagian kepala.
b. Bagian Tangan
Latihan pada tangan ditujukan untuk mengolah persendian, kekuatan otot dan kelenturan otot tangan. Pengolahan gerak tangan lebih bervariasi karena dapat dilakukan ke segala arah. Tangan dapat dilakukan lurus ke atas, ke samping, ke depan, memutar telapak tangan, melentikkan jarijari tangan, serta gerakan lainnya.
c. Bagian Badan
Bagian badan meliputi bagian perut, dada dan punggung. Pengolahan ketiga
bagian badan ini memiliki peran penting bagi seorang pemain teater karena
merupakan bagian yang memberikan efek pada sikap tubuh peran. Latihan yang dilakukan pada bagian badan ini dapat dilakukan menggerakkan dan melenturkan badan ke depan dengan membungkuk, ke belakang dengan menekuk pada bagian perut sehingga t u b u h m e l e n g k u n g k e belakang.
d. Bagian Pinggul
Bagian pinggul juga penting untuk diolah agar gerakan tubuh lebih lentur dan
fleksibel. Pada bagian pinggul, gerakan tubuh dapat dilakukan ke samping, ke depan, dan membungkuk.
e. Bagian Kaki
Kaki memiliki peran penting. Kekuatan kaki perlu dilatih sehingga kita dapat
tetap tegak berdiri di atas panggung. Berdiri di atas satu kaki merupakan salah satu latihan keseimbangan tubuh. Latihkan berbagai pose dengan tumpuan pada kaki. Seperti pose pohon yang kokoh menjulang tinggi, batu karang yang menahan ombak, dan berbagai pose dengan personifikasi alam.
2. Olah Suara
Seorang pemain teater harus memiliki kemampuan mengolah suara yang baik.
Suara merupakan faktor penting karena sebagai penyampai pesan kepada penonton. Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi. Setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar sesuai dengan tuntutan karakter tokoh yang diperankan. Seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan-tahapan tertentu. Latihan olah suara dapat dilakukan dengan mengucapkan kata vokal seperti a, i, u, e, o sesuai dengan bentuk mulut. Nah sekarang cobalah berlatih bentuk mulut dalam pengucapan huruf vokal a, i, u, e, o.
* Bentuk mulut waktu mengucapkan a, seperti mama, papa, nama, dada
*Bentuk mulut wakt mengucapkan i, seperti kata kiki, lili, siri, pipi
*Bentuk mulut waktu mengucapkan e,seperti dede, tere, tele, lele.
* Bentuk mulut waktu mengucapkan u, misalnya pada kata kuku, duku, lugu, susu, buru.
* Bentuk mulut waktu mengucapkan o, misalnya pada kata toko, bobo, mono, foto, soto.
Dalam latihan olah suara, terutama yang berhubungan dengan membaca naskah
atau puisi, perlu di perhatikan juga tekanan kata, jiwa kalimat, tempo, dan irama.
a. Tekanan kata: tekanan pada kata tertentu yang perlu ditonjolkan dalam suatu
kalimat untuk suatu kepentingan.
Contoh berikut ini yang digarisbawahi adalah kata yang perlu mendapatkan
penekanan. Penekanan kata dari kalimat untuk menonjolkan isi perasaan dan
pikiran dari kalimat itu.
• Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring.
• Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring.
• Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring.
• Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring.
• Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring.
• Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring.
b. Jiwa kalimat merupakan usaha atau teknik menghidupkan kalimat dengan
bantuan emosi suara. Latihkan kata ”apa” dengan perasaan yang berbeda-beda.
• (sedih) Apa?
• (gembira) Apa?
• (marah) Apa?
• (benci) Apa?
• (malas) Apa?
• (gairah) Apa?
• (mengharap) Apa?
• dan seterusnya.
c. Tempo dan irama
Tempo dan irama adalah pengolahan suara dengan memperhatikan dinamika,
artinya suara yang dihasilkan tidak monoton tetapi bervariasi. Latihan
mengucapkan kata dan kalimat dengan berbagai irama yang berbeda, cepat,
lambat, tegas, dan mendayu-dayu.
Related Posts